![]() |
Foto Istimewa : Tim Peneliti UGR Bersama Guru SMAN 3 Selong |
LOMBOK TIMUR – Tim peneliti Universitas Gunung Rinjani (UGR) melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) bersama guru-guru SMAN 3 Selong. Kegiatan ini menjadi bagian penting dalam penelitian berjudul“Transformasi Pembelajaran Speaking Inklusif melalui Chatbot Interaktif Berbasis Deep Learning dengan Integrasi Character Building.”
FGD ini bertujuan untuk menjaring masukan langsung dari guru terkait tantangan pembelajaran Bahasa Inggris, khususnya keterampilan speaking di kelas inklusi. Guru-guru menyampaikan kebutuhan akan media pembelajaran yang adaptif, ramah siswa, dan mampu meningkatkan kepercayaan diri peserta didik.
Kepada awal media, Ketua tim peneliti, Ari Saputra, M.Pd., menyampaikan bahwa inovasi chatbot ini tidak hanya berfungsi sebagai media belajar bahasa, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter siswa.
“Kami ingin menghadirkan teknologi yang tidak hanya membantu siswa dalam berbicara bahasa Inggris, tetapi juga menanamkan nilai tanggung jawab, keberanian, dan rasa hormat, serta rasa saling menghargai” jelasnya dihadapan para guru Rabu ( 20/08/2025).
Guru-guru SMAN 3 Selong menyambut baik kegiatan ini. Mereka berharap aplikasi chatbot yang dikembangkan dapat mendukung siswa untuk lebih aktif berlatih, baik di dalam maupun di luar kelas.
![]() |
Antusiasme Para Guru |
- FGD MEMUNCULKAN BANYAK MANFAAT
FGD ini menghasilkan sejumlah rekomendasi, antara lain kebutuhan akan fitur speech-to-text, penilaian otomatis pronunciation, serta integrasi nilai karakter dalam setiap respons chatbot. Rekomendasi ini akan menjadi dasar pengembangan tahap berikutnya sebelum dilakukan uji coba di kelas.
Penelitian ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Gunung Rinjani dalam mengembangkan inovasi pendidikan berbasis teknologi sekaligus mendukung program Merdeka Belajar dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045.
Dengan adanya kolaborasi ini, UGR berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kualitas pendidikan inklusi di Nusa Tenggara Barat, sekaligus memperkuat posisi universitas sebagai pusat riset dan pengabdian berbasis kebutuhan masyarakat.